Perumahan Mangkrak – Di sudut Jombang yang dulunya digadang-gadang sebagai lokasi strategis, kini berdiri deretan bangunan yang diam tak bersuara, kosong tak berpenghuni, dan perlahan dilahap oleh semak belukar. Sebuah perumahan yang sempat dijual dengan embel-embel “mewah” dan “akses mudah ke pusat kota” berubah menjadi proyek mangkrak yang kini viral di media sosial. Namun yang membuat warganet merinding bukan hanya kerusakan fisik bangunan tersebut—melainkan aura kelam yang konon menyelimutinya.
Warga sekitar menyebut kawasan itu sebagai “kota hantu mini”. Genteng-genteng mulai rontok, dinding menghitam karena jamur, dan jendela-jendela kaca pecah, menciptakan pemandangan suram yang menyayat mata. Di balik itu semua, terselip kisah-kisah ganjil yang terus beredar, bahkan sebelum internet menguaknya ke situs slot resmi.
Netizen Bongkar Cerita Mistis, Ada Suara Tangisan Tengah Malam
Sejak unggahan drone video menyorot dari udara kawasan perumahan tersebut viral di TikTok dan Instagram, komentar demi komentar mulai bermunculan. Banyak yang mengaku pernah melewati lokasi itu dan merasakan hawa tak biasa. Ada yang menyebut mendengar suara langkah kaki saat malam, padahal tak satu pun manusia terlihat di sana. Yang lebih mengguncang, beberapa netizen mengaku mendengar suara tangisan perempuan lirih dari salah satu rumah kosong, meski ketika diselidiki, tak ada siapa-siapa.
Salah satu komentar yang ramai mendapat respons datang dari akun bernama @fajarjombang45. Ia menceritakan pengalaman melintas di sana saat pulang kerja pukul 11 malam. “Waktu itu saya naik motor, pelan-pelan karena gelap. Tiba-tiba ada suara perempuan bilang ‘tolong’, tapi pas saya tengok ke belakang, nggak ada orang,” tulisnya. Komentar ini langsung di banjiri puluhan tanggapan dari warganet lain yang merasakan kejadian athena168.
Proyek Gagal yang Menyisakan Trauma Warga
Proyek perumahan tersebut awalnya di gagas oleh salah satu pengembang lokal pada tahun 2016 dengan promosi besar-besaran. Brosur menyebar ke berbagai daerah, bahkan sempat di iklankan di billboard jalan raya. Janji fasilitas lengkap seperti taman bermain, sistem keamanan 24 jam, hingga masjid modern menjadi daya tarik utama.
Namun proyek tersebut tiba-tiba mandek di pertengahan jalan. Isu soal sertifikat bermasalah, izin yang belum lengkap, dan konflik dengan pemilik lahan membuat pembangunan di hentikan. Puluhan calon penghuni yang sudah terlanjur membayar uang muka merasa tertipu. Mereka akhirnya memilih menyerah, meninggalkan cita-cita memiliki rumah impian, dan menyimpan luka karena harapan yang di khianati.
Kini, bangunan-bangunan setengah jadi itu tak hanya menyisakan kerugian finansial, tapi juga trauma emosional. Setiap melewati jalan menuju lokasi tersebut, warga lokal merasa seperti kembali mengingat luka kolektif yang tak kunjung sembuh.
Ritual dan Larangan Tak Tertulis
Yang membuat suasana makin mencekam adalah cerita-cerita ritual yang di duga pernah di lakukan oleh kelompok tak di kenal di area perumahan itu. Beberapa warga sempat melihat bekas pembakaran dupa, lingkaran tanah yang membentuk pola aneh, bahkan bangkai hewan kecil di depan pintu rumah tertentu.
“Dulu pernah ada orang datang malam-malam, bawa obor kecil. Katanya mereka cuma mau ‘membersihkan energi’, tapi sejak itu gangguan malah makin sering,” ujar Pak Roni, penjaga warung di dekat lokasi. Sejak saat itu, warga sekitar memasang larangan tidak tertulis agar tidak masuk ke area tersebut setelah maghrib. Bahkan ojek online pun menolak menerima order ke lokasi itu jika pesanan di lakukan malam hari.
Potensi Wisata Horor atau Malapetaka Baru?
Dengan viralnya kawasan ini, tak sedikit influencer dan pemburu konten horor mendatangi lokasi tersebut demi mendapatkan footage menyeramkan. Beberapa YouTuber bahkan melakukan “uji nyali” dengan menginap semalaman di salah satu rumah kosong, lengkap dengan kamera inframerah dan sensor suara.
Tapi muncul kekhawatiran bahwa popularitas ini justru akan menimbulkan masalah baru. “Jangan main-main dengan tempat seperti ini. Banyak yang datang sok berani, tapi pulang sakit, kerasukan, atau bahkan jadi linglung,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat. Ia menyarankan agar pemerintah segera mengambil tindakan, entah dengan meratakan area tersebut atau menjadikannya tempat yang lebih terkontrol, jika memang tak bisa di manfaatkan kembali sebagai perumahan.
Perumahan mangkrak ini bukan sekadar proyek gagal. Ia kini berubah menjadi simbol misteri, trauma, dan energi tak terlihat yang menunggu untuk di singkap lebih jauh.